Reporter: Wien Manan
News.lppm.umuslim.ac.id – Selasa (31/12/2024).
Di ujung tahun 2024 ini, berkah besar bagi sivitas akademika Universitas Almuslim Bireuen, pasalnya, senin kemarin (30/12/2025) bertambah lagi dua Doktor dari dosen Umuslim. Masing-masing, Dr. Sonny Muhammad Ikhsan Mangkuwinata, M.Si dan Dr. M. Rezeki Muamar, M.Ed.
Hal tersebut, pantas kita syukuri sebut Rektor Umuslim Dr Marwan M.Pd yang ikut menyaksikan jalannya Sidang Promosi Doktor, sekaligus juga sebagai dosen penguji tamu pada gelaran yang berlangsung di Ruang Auditorium lt 10, gedung FIP kampus Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Dr Marwan menambah, keberhasilan dosen Umuslim menempuh pendidikan tertinggi di kampus yang sudah terkenal UPI Bandung ini, menambah penguatan SDM dosen khususnya bagi pascasarjana Umuslim. Dan ini juga memberi semangat dan energi bagi kampus Umuslim untuk juga menuju kampus unggul de masa depan, pungkas Doktor Manajemen pendidikan ini.
Sonny yang saat ini menjabat Wakil Rektor II Umuslim, dengan meyakinkan Lulus dan berhak menyandang Doktor bidang Administrasi Pendidikan dengan Indek Prestasi 4.00.
Dihadapan promotor dan dewan penguji, termasuk Rektor Umuslim mampu mendeksripsikan disertasinya berjudul “Model Pembiayaan Pendidikan untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Yayasan Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen”.
Dibawah bimbingan promotor Prof Dr. Achmad Kurniady, M.Pd, dan Prof Dr Tjutju Yuniarsih, M.Pd, sebagai Co-Promotor, dalam paparan sidangnya, Sonny menyatakan pentingnya untuk menuju lembaga pendidikan bermutu dan unggul, salah satunya mencari solusi tepat dan “bersahabat” dengan komponen pembiayaan Pendidikan. Maka dalam hal ini perlu strategi menerapkan manajemen pembiayaan pendidikan yang pasti dan fleksibel, khususnya pada Lembaga Pendidikan di Yayasan Almuslim Peusangan yang menjadi objek risetnya.
Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode Design Based Research (DBR), menemukan bahwa Yayasan Almuslim Peusangan yang menaungi 3 lembaga pendidikan, selama ini tidak menggunakan model yang baku, terapi semua bersifat situasional saja tergantung prioritas kegiatan, ujar Sonny.
Ia menambahkan, Fleksibilitas ini memungkinkan Yayasan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan mendesak, namun menghadirkan tantangan dalam hal perencanaan strategis jangka panjang.
Kewenangan yang ada, membuat lemabaga pendidikan dalan YAP bisa berimptovisasi, adanya otonomi diberikan kepada masing-masing lembaga untuk mengelola anggaran mereka sendiri. Yayasan berperan sebagai pengarah dan pengawas, sementara lembaga-lembaga memiliki kebebasan dalam pengambilan keputusan terkait anggaran, tambah mantan Dekan Ekonomi Umuslim ini.
Sebagi rekomendasi disertasi setebal 324 halaman, Sonny memberi solusi pada Model pembiayaan pendidikan HEART-In untuk meningkatkan mutu pendidikan. Yayasan memperolehnya melalui empat tahapan, yaitu: tahapan pertama melalui faktor manajemen pendidikan, faktor internal dan faktor eksternal. Tahapan kedua dengan menyususn program dan rencana kegiatan, tahapan ketiga dengan alokasi dan distribusi dana, dan tahapan keempat mutu pendidikan, pungkas Dr. Sonny.