Di masyarakat masih ditemukan fenomena pembelajaran bahasa dan sastra yang masih setengah hati dilakukan oleh guru sekolah dasar. Menurut Nurlaili M.Pd., hal ini mendasari pentingnya dilakukan kegiatan pembinaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi bagi guru-guru di Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk pembinaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi kepada guru-guru sekolah dasar.
Menurut Drs. M. Jakfar Is, M.Pd., metode yang digunakan adalah dengan pembinaan, work shop, dan peer teaching. Menurut Zulkarnaini M.Pd dan Nurmina M.Pd., pada saat work shop guru-guru sekolah dasar dari Kabupaten Bireuen dan Bener Meriah diberi pemahaman dan pengetahuan tentang konsep dasar bahasa dan sastra serta cara membelajarkannya. Setelah itu, guru dilatih merancang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi dengan berpedoman pada tema-tema yang diajarkan di sekolah. Tim pelaksana pengabdian yang terdiri dari 4 dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Almuslim, mendampingi gur-guru sekolah dasar hingga dilakukannya implementasi hasil rancangan pembelajaran melalui peer teaching.
Hasil dari kegiatan pengabdian ini dapat dilihat perkembangan pemahaman dan cara pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi yang dilakukan oleh guru sekolah dasar pada saat peer teaching. Meningkatnya pemahaman, pengetahuan, pengalaman terkait materi dan cara pembelajaran membawa dampak pada keaktifan dan keseriusan guru-guru dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi.