Kelompok Siswa dan Mahasiswa Jepang galang donasi untuk bantu korban bencana banjir bandang dan longsor yang menimpa Sumatera dan Aceh. Hal ini, diberitakan dalam media jepang. Sebagaimana keterangan Rektor Universitas Almuslim (Umuslim) Bireuen Aceh, setelah mendapat kiriman link media chunichi.ko.jp.
Berita pada media yang bertajuk “Air telah datang sejauh ini” Gangguan jalan, distribusi pasokan makanan juga lumpuh hujan lebat Asia, siswa internasional mulai kegiatan penggalangan dana” terbit7 Desember 2025 pukul 05: 00.
Dalam isi beritanya, menyebutkan bahwa hujan deras yang melanda Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka, pada akhir November menyebabkan banjir dan tanah longsor, menewaskan lebih dari 1.500 orang, dan pencarian banyak orang hilang masih terus berlanjut.
Universitas Nagoya Gakuin (Distrik Atsuta, Kota Nagoya) telah meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk bantuan darurat di dalam dan luar kampus, yang dipimpin oleh mahasiswa internasional dari daerah-daerah terdampak bencana di Indonesia. “Sangat menyedihkan bahwa liputannya terbatas dan situasinya tidak diketahui dengan baik,” kata mereka, mengungkapkan rasa duka mereka.
Baca Beritanya : …
Rektor, Dr Marwan menyebutkan beberapa informasi tentang dampak bencana ini, khususnya di Aceh dan kabupaten Bireuen, mereka minta dapat di informasikan dan diakses dari kampus Umuslim.
Hal ini, karena beberapa mahasiswa dari jepang yang pernah ikut program sort course dan pertukuran mahasiswa di Universitas Almuslim.
Rektor Umuslim menyanggupi dan akan terus mengirim informasi terkini, melalui link web kampus https://umuslim.ac.id ataupun wesite satgas posko bencana Umuslim; https://lppm.umuslim.ac.id.
Secara khusus, Dr Marwan atas nama Satgas Posko Bencana Umuslim, mengapresiasi dan siap membantu menyalurkan bantuan mereka.
“Ya, kita siap membantu menyalurkan atas nama kemanusiaan. Semoga dukungan para siswa dan mahasiswa Jepang tersebut dapat bermanfaat bagi para korban banjir tersebut, sebut Dr Marwan. #
News.lppm.umuslim.ac.id. (7/12/2025)
Kelompok Siswa dan Mahasiswa Jepang galang donasi untuk bantu korban bencana banjir bandang dan longsor yang menimpa Sumatera dan Aceh. Hal ini, diberitakan dalam media jepang. Sebagaimana keterangan Rektor Universitas Almuslim (Umuslim) Bireuen Aceh, setelah mendapat kiriman link media chunichi.ko.jp.
Berita pada media yang bertajuk “Air telah datang sejauh ini” Gangguan jalan, distribusi pasokan makanan juga lumpuh hujan lebat Asia, siswa internasional mulai kegiatan penggalangan dana” terbit7 Desember 2025 pukul 05: 00.
Dalam isi beritanya, menyebutkan bahwa hujan deras yang melanda Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka, pada akhir November menyebabkan banjir dan tanah longsor, menewaskan lebih dari 1.500 orang, dan pencarian banyak orang hilang masih terus berlanjut.
Universitas Nagoya Gakuin (Distrik Atsuta, Kota Nagoya) telah meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk bantuan darurat di dalam dan luar kampus, yang dipimpin oleh mahasiswa internasional dari daerah-daerah terdampak bencana di Indonesia. “Sangat menyedihkan bahwa liputannya terbatas dan situasinya tidak diketahui dengan baik,” kata mereka, mengungkapkan rasa duka mereka.
Baca Beritanya : …
Rektor, Dr Marwan menyebutkan beberapa informasi tentang dampak bencana ini, khususnya di Aceh dan kabupaten Bireuen, mereka minta dapat di informasikan dan diakses dari kampus Umuslim.
Hal ini, karena beberapa mahasiswa dari jepang yang pernah ikut program sort course dan pertukuran mahasiswa di Universitas Almuslim.
Rektor Umuslim menyanggupi dan akan terus mengirim informasi terkini, melalui link web kampus https://umuslim.ac.id ataupun wesite satgas posko bencana Umuslim; https://lppm.umuslim.ac.id.
Secara khusus, Dr Marwan atas nama Satgas Posko Bencana Umuslim, mengapresiasi dan siap membantu menyalurkan bantuan mereka.
“Ya, kita siap membantu menyalurkan atas nama kemanusiaan. Semoga dukungan para siswa dan mahasiswa Jepang tersebut dapat bermanfaat bagi para korban banjir tersebut, sebut Dr Marwan. #
