Optimasi Paket Pemupukan untuk Menghasilkan Rekomendasi Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan

Ir. Zahrul Fuady, M.P., Dr. Halus Satriawan, M.Si., Agusni, M.P.

Salah satu faktor yang berperan penting dalam produtivitas tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan memaksimalkan potensi produksi, serta mengganti unsur hara yang hilang dari tanah melalui pencucian, erosi dan pengambilan oleh tanaman itu sendiri. Unsur hara yang diberikan melalui pemupukan harus memperhatikan prinsip pemupukan berimbang yaitu memberikan unsur hara sesuai kebutuhan tanaman. Kebutuhan unsur hara kelapa sawit pada masa tanaman belum menghasilkan (TBM) sangat bervariasi dan tergantung dari target produksi, jenis bibit yang ditanam, jarak tanam, jenis tanah, kondisi tutupan lahan, dan factor iklim. Untuk kasus di Indonesia secara umum, dan Aceh secara khusus, kelapa sawit umumnya ditanam pada tanah dengan ordo (jenis) tanah Alfisol, Ultisol dan Oxisol, dimana tanah ini merupakan tanah yang mempunyai status hara yang rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mempelajari respons morfologi dan fisiologi tanaman kelapa sawit TBM I terhadap pemberian pupuk tunggal, majemuk, organik, dan mikro; 2) Menentukan dosis optimum pupuk tunggal dan pupuk majemuk pada tanaman kelapa sawit TBM I. Percobaan telah dilaksanakan pada tanaman masyarakat di Desa Bukit Sudan Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Aceh yang terletak pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut. Penelitian ini adalah tahun 1. Objek penelitian untuk tahun pertama-ketiga adalah tanaman kelapa sawit TBM I. Rancangan perlakuan menggunakan rancangan faktor tunggal dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) pengelompokan berdasarkan kemiringan lahan. Perlakuan yang diterapkan terdiri dari 15 perlakuan yaitu satu perlakuan kontrol (pupuk dasar) dan 14 perlakuan dari kombinasi jenis dan dosis pupuk. Dosis pupuk yang diterapkan terdiri atas 4 taraf untuk perlakuan pupuk tunggal dan NPK yaitu kontrol, ½ dosis, sesuai dosis, dan 2 kali dosis rekomendasi. Sementara untuk pupuk organik terdiri atas 3 taraf yaitu kontrol, sesuai dosis, dan 2 kali dosis rekomendasi.

Data yang dikumpulkan terdiri atas pengamatan: 1) Morfologi Tanaman, yang dilakukan setiap bulan selama 12 bulan dengan mengamati: a) Tinggi tanaman, b) Jumlah pelepah daun, c) Lingkar batang, d) Panjang pelepah daun ke-9, dan e) Luas daun; 2) Fisiologi Tanaman, yang terdiri dari: a) kerapatan stomata yang diamati sebanyak 2 kali pada 6 dan 12 bulan setelah perlakuan, b) kadar klorofil daun yang diamati setiap 4 bulan selama 12 bulan pada daun pelepah ke-9; 3) Analisis jaringan daun (N, P, K, B dan Cu); 4) Analisis tanah dan dinamika hara pupuk.

Luaran yang telah dihasilkan dari penelitian ini sampai dengan tahapan laporan akhir adalah: 1) diperolehnya data pengamatan terhadap respon morfologi dan fisiologi tanaman hingga umur 6-8 BSP; 2) telah didaftarkannya artikel pada jurnal nasional terakreditasi (Jurnal Planta Tropika), 3) konferensi internasional ICMR 2018, dengan output prosiding terindeks scopus (prosiding dalam tahap editing), dan 4) seminar nasional pertanian di Universitas Samudra Langsa.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan pupuk tunggal secara umum tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah pelepah, panjang pelepah daun ke-9, dan luas daun pelepah ke-9 pada tanaman kelapa sawit pada 1-3 Bulan Setelah Perlakuan (BSP). Namun demikian, pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa semakin tinggi pemberian paket dosis pupuk tunggal (PT1, PT2 dan PT3) maka tinggi tanaman akan semakin meningkat. Peningkatan pertumbuhan tertinggi terjadi pada peubah lingkar batang dan luas daun pelepah ke-9, yaitu sebesar 31,51% dan 26,32% lebih luas dibandingkan kontrol. Demikian juga paket pupuk majemuk secara umum belum menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peubah morfologi, kecuali terhadap lingkar batang umur 3 BSP dan luas daun umur 1 dan 3 BSP. Secara umum, semakin tinggi dosis pemupukan pupuk majemuk (NPK), maka pertumbuhan tanaman semakin baik.

Demikian juga pada paket pemupukan pupuk organic dan pupuk mikro, hasil uji lanjut memberikan kesimpulan bahwa tidak ada dominasi pengaruh oleh satu jenis perlakuan terhadap parameter. Pupuk tunggal dan majemuk yang disertai pupuk mikro (M1a, M1b) memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang dan luas daun pelepah ke-9. Parameter lingkar batang dan jumlah pelepah dipenaguhi oleh paket pupuk majemuk+mikro+pupuk kandang, sedangkan klorofil dan stomata dipenagruhi oleh paket pupuk majemuk dan pupuk tunggal.

Leave a Reply