Identifikasi Kesenian Rapa’i di Kabupaten Bireuen

Angga Eka Karina, Ahmad

Aceh memiliki kekayaan khasanah berbagai bentuk kesenian yang banyak sekali ragam dan warnanya, baik dari unsur seni rupa, tari, musik, dan sastra yang merupakan hasil budi atau akal manusia yang lahir, berkembang dan diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi kegenerasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan kebanggaan ureueng Aceh (orang Aceh), termasuk masyarakat Aceh yang berada di pesisir timur-utara seperti Bireuen. Kabupaten Bireuen sebagai salah satu wilayah di Aceh dengan keunikan bahasa dan budaya dibandigkan dengan daerah lain di Aceh tentunya menghasilkan beragam jenis kesenian dan budaya yang dimiliki. Beberapa literature menyebutkan kesenian di Bireuen yang paling popular saat ini adalah Rapa’i. Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Menganalisa keberadaan kesenian Rapa’i di Kabupaten Bireuen, 2) Menganalisa bentuk penyajian dan jenis alat music kesenian Rapa’i di Kabupaten Bireuen. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang akan dilakukan di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Lokasi penelitian ini diambil karena sesuai dengan objek permasalahan dan merupakan tempat berkembangnya kesenian Rapa’i di Aceh. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode yaitu snowball sampling dalam memilih informan. Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Tokoh masyarakat formal yaitu “Keuchik, Tokoh adat, Tokoh Budaya dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bireuen”. 2). Tokoh informal yaitu “Ketua Kelompok Kesenian Sanggar Mirah Delima dan Tokoh Masyarakat Desa Pante Piyeu Kecamatan Peusangan Bireuen, yang merupakan kelompok kesenian yang diketahui pernah memainkan Rapa’i. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas empat alur kegiatan yaitu: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Seni tari Aceh khususnya di Kabupaten Bireuen yang menggunakan alat musik rapa’i mempunyai keistimewaan dan keunikan tersendiri. Semula rapa’i hanya dilakukan dalam upacara-upacara tertentu yang bersifat ritual. Dalam perkembangannya, kesenian rapa’I telah berkembang menjadi dua kelompok besar, yaitu rapai yang dimainkan oleh seniman laki-laki dan rapi yang dimainkan oleh seniman perempuan. Rapai yang dimainkan oleh seniman perempuan dikenal sebagai rapai geleng inong, sedangkan rapai yang dimainkan oleh seniman laki-laki terdiri dari rapai geleng dan rapai geuimpheng. Perbedaan utama dari dua jenis rapai ini adalah jumlah pemainnya, dimana rapai geleng dimainkan oleh 8-12 orang, sedangkan rapai geurimpheng dimainkan oleh 14 orang.

 

 

Keywords. Kesenian Tradisional, Rapa’i, Alatmusik, Kabupaten Bireuen.

 

Leave a Reply