Perkembangan film animasi dipelopori oleh walt disney menggunakan cell animation yang masih bersifat dua dimensi (2D). Namun seiring perkembangan teknologi fim animasi 2D mulai berubah menjadi film animasi tiga dimensi (3D). Dalam dunia industri untuk membuat sebuah film animasi dua dimensi maupun tiga dimensi umumnya memiliki sebuah alur produksi animasi yang terbagi menjadi tiga tahapan besar yaitu: pra produksi, produksi, dan paska produksi yang sering disebut pipeline production. Tahapan produksi yang khususnya pada animasi 3 dimensi secara berurutan mencakup layout, research and development, modelling, rigging/setup, animating, visual effects, lighting and rendering. Untuk mendapatkan hasil produksi film yang baik biasanya setiap tahapan membutuhkan tim kerja yang ahli.
Di Indonesia dan beberapa negara berkembang, tahapan tersebut di atas dipersingkat menjadi beberapa bagian saja. Hal ini disebabkan masih kurangnya tenaga ahli yang benar-benar ahli di bidangnya. Di samping itu, karena masih minimnya anggaran dalam sebuah produksi film animasi. Namun secara perlahan meningkat seiring dengan kebutuhan yang semakin tinggi.
Untuk memenuhi permintaan kualitas hasil produksi yang tinggi maka dibutuhkan spesialis di setiap tahapannya. Salah satunya adalah tahapan lighting dan rendering. Oleh karena itu diadakanlah pelatihan lighting and rendering dimana T. Rafli A., M.Sn. menjadi narasumber bekerjasama dengan balai diklat industri denpasar yang berada di bawah naungan kementrian perindustrian pada tanggal 20-28 Februari 2019.